Yogyakarta
– Dalam sebuah kajian tafsir yang digelar di sebuah masjid, seorang ustaz memaparkan secara mendalam makna dari Surah Al-Alaq, khususnya ayat 1 hingga 2 yang menjadi wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Kajian ini disambut antusias oleh jamaah yang hadir, dengan pemaparan disampaikan secara runtut dan penuh inspirasi.
Menurut sang ustaz, Surah Al-Alaq merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW melalui perantara malaikat Jibril di Gua Hira. “Iqra” yang berarti “bacalah” menjadi titik tolak penting dalam sejarah Islam, bukan sekadar perintah membaca, tapi juga mencakup observasi, analisis, dan pembelajaran dari segala aspek kehidupan. Menariknya, perintah ini ditujukan kepada masyarakat Arab yang kala itu belum memiliki tradisi membaca dan menulis yang kuat.
Dalam kajian tersebut, ustaz juga menyinggung kondisi psikologis Rasulullah sebelum turunnya wahyu. Dikisahkan, Nabi kerap mengalami mimpi yang menjadi kenyataan, sebagai bentuk pelatihan sebelum menerima wahyu yang berat. Bahkan disebutkan dalam berbagai riwayat, ketika wahyu turun, fisik Nabi sangat terpengaruh hingga beliau berkeringat dan merasa berat secara jasmani. Proses kerasulan pun diawali dengan pengalaman spiritual yang mendalam, didukung oleh ketenangan dan keyakinan yang diberikan oleh istrinya, Khadijah RA.
Lebih lanjut, ayat kedua yang menyebutkan penciptaan manusia dari ‘alaq (segumpal darah) dibahas secara mendalam. Kata “alaq” dijelaskan tidak hanya merujuk pada bentuk biologis awal manusia, tapi juga menggambarkan sifat dasar manusia yang bergantung dan terikat pada makhluk lain. “Alaq juga bisa berarti lintah, sesuatu yang melekat dan mengisap,” kata ustaz tersebut. Tafsir ini menjadi renungan bagi manusia agar tidak menjadi sosok yang hanya bergantung dan mengambil dari orang lain, melainkan memberi manfaat seperti para nabi.
Kajian ditutup dengan seruan pentingnya membudayakan membaca, terutama membaca Al-Qur’an, sebagai fondasi peradaban Islam. “Iqra bukan hanya perintah untuk Rasulullah, tapi juga untuk kita semua,” ujar ustaz. Ia menegaskan bahwa kemajuan peradaban Islam pada abad pertengahan juga diawali dari budaya baca dan ilmu, yang kini mulai luntur di kalangan umat Muslim.
Kajian ini akan berlanjut pada pekan berikutnya dengan membahas ayat-ayat selanjutnya dari Surah Al-Alaq. Jamaah pun diajak untuk terus merenungi pesan-pesan Al-Qur’an agar menjadi pribadi yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat.