Sleman – Masjid Walidah Dahlan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menggelar salat Jumat pada 20 Rabiul Awal 1447 H / 12 September 2025 M. Ustadz Dr. Muhammad Ikhwan Ahada, M.A., dipercaya menjadi khotib dengan tema khutbah “Rasulullah SAW; Keteladanan yang Membumi”.
Dalam khutbahnya, Ustadz Ikhwan mengawali dengan ajakan untuk memperbanyak membaca sholawat. Menurutnya, sholawat tidak hanya menjadi bentuk cinta kepada Rasulullah SAW, tetapi juga sebagai upaya menjaga kehormatan beliau, keluarganya, serta memperkuat komitmen umat dalam meneladani sunnah-sunnah Nabi.
Beliau menegaskan bahwa kata-kata dan perilaku Rasulullah SAW adalah teladan yang tidak lekang oleh zaman. “Rasulullah adalah manusia pilihan Allah, dan seluruh aspek kehidupannya layak dijadikan panutan oleh seluruh makhluk hidup,” ungkapnya di hadapan jamaah.
Ustadz Ikhwan mengutip penegasan Allah dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan suri teladan yang sempurna (uswatun hasanah). Hal itu menunjukkan bahwa keteladanan Rasulullah tidak hanya terbatas pada umat Muslim, tetapi juga relevan bagi seluruh umat manusia.
“Akhlak beliau adalah cerminan nyata dari Al-Qur’an. Dari surah Al-Fatihah hingga surah An-Nas, semua itu tercermin dalam sikap, ucapan, dan tindakan Rasulullah. Beliau adalah Al-Qur’an yang berjalan,” kata Ustadz Ikhwan.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW senantiasa berdiri di atas nilai-nilai Al-Qur’an dalam setiap situasi. Baik dalam suka maupun duka, dalam kondisi damai maupun genting, keputusan beliau selalu berlandaskan wahyu. Hal ini, menurutnya, yang menjadikan Rasulullah istimewa sekaligus relevan sepanjang zaman.
“Rasulullah bukan sekadar membaca Al-Qur’an, tapi juga menghidupkannya dalam setiap langkah. Beliau beradab dengan adab Al-Qur’an, sehingga seluruh umat memiliki contoh nyata bagaimana kitab suci bisa hadir dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Ustadz Ikhwan juga mengingatkan jamaah untuk tidak hanya berhenti pada tataran pemahaman, melainkan juga pengamalan. Ia menekankan pentingnya bersyukur atas kesempatan hidup yang diberikan Allah SWT, serta senantiasa bersungguh-sungguh memperbaiki diri dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama.
Menurutnya, umat Islam memiliki modal terbaik dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan, yakni Al-Qur’an. Dengan pondasi tersebut, lahirlah generasi yang kuat, berakhlak, dan mampu menghadapi krisis dengan tetap berpegang pada nilai-nilai ilahi. “Inilah peluang besar kita untuk menjadi generasi terbaik,” ujarnya.
Di akhir khutbah, Ustadz Ikhwan berpesan agar umat tetap istiqamah bersama Al-Qur’an di tengah tantangan zaman. “Mudah-mudahan dalam keadaan apapun, termasuk dalam kondisi krisis, kita tetap menjadi hamba yang dekat dengan Al-Qur’an. Dengan begitu, kita akan senantiasa bersama Rasulullah SAW, meneladani akhlaknya, dan mendapatkan rahmat Allah SWT,” tutupnya.
