Yogyakarta – Jemaah shalat Jumat di Masjid Walidah Dahlan diingatkan untuk waspada terhadap arus informasi di era digital. Khotib Jumat, Ustadz Dr. Askuri, M.Si., menyoroti fenomena di mana umat sering kali lebih memercayai tayangan media sosial ketimbang rujukan para ulama.
Dalam khutbahnya pada Jumat (28/11/2025), Ustadz Askuri menekankan pentingnya memanfaatkan sisa umur untuk berkhidmat demi kehidupan akhirat. Namun, upaya tersebut kini menghadapi tantangan besar berupa kaburnya batasan kebenaran akibat pengaruh teknologi.
“Saat ini kita heboh dengan ‘kebenaran yang benar’. Rujukan ilmu bukan sekadar dari popularitas,” ujar Ustadz Askuri di hadapan jemaah Masjid Walidah Dahlan, Yogyakarta.
Ia menegaskan bahwa rujukan ilmu, terutama yang berkaitan dengan agama, haruslah berlandaskan pada pandangan para ulama, bukan pada apa yang sedang tren atau viral semata.
Bahaya Algoritma Tanpa Iman
Poin paling tajam yang disampaikan Ustadz Askuri adalah mengenai sifat dasar media sosial. Ia mengingatkan jemaah untuk tidak terlena dengan konten yang disodorkan oleh mesin.
“Karena zaman sekarang algoritma sosial media tak memiliki iman, bukan suatu makhluk yang memiliki hati. Maka berwaspadalah oleh apa yang ditayangkan pada sosial media kita,” tegasnya.
Menurutnya, fenomena ini berbahaya jika umat Islam lebih merasa ‘tunduk’ dan tertarik pada video-video atau berita rekomendasi algoritma, dibandingkan mendengarkan ajaran yang disampaikan oleh para ahli agama.
Ustadz Askuri menutup khutbahnya dengan mengajak jemaah untuk kembali meluruskan niat dan rujukan dalam beragama, serta tidak membiarkan sisa usia habis tergerus oleh tontonan yang tidak memiliki landasan keimanan.