Yogyakarta — Dalam sebuah ceramah inspiratif berjudul “Sehat Secara Kaffah (Kesehatan Holistik)”, Ust. Dr. dr. Zaenal Muttaqien Sofro mengajak umat Islam untuk memahami kesehatan tidak hanya sebagai urusan fisik, tetapi juga sebagai bagian dari ibadah yang holistik—yang mencakup spiritual, emosional, dan sosial. Ceramah ini mengintegrasikan ajaran Islam dengan wawasan medis modern, menciptakan sinergi antara keimanan dan ilmu pengetahuan.
Ceramah dimulai dengan pengingat tentang tanda-tanda kebesaran Allah dalam diri manusia, sebagaimana disebutkan dalam Surah Az-Zariyat ayat 21: “Dan pada dirimu sendiri, apakah kamu tidak memperhatikan?” Ust. Zaenal menekankan bahwa sistem tubuh seperti jantung dan pencernaan bekerja secara otomatis sebagai bukti keagungan ciptaan Allah. Dalam Surah Asy-Syu’ara, ia mengutip bahwa penyembuhan sejati berasal dari Allah, bukan dari dokter atau obat semata.
Mengangkat konsep kesehatan kaffah, Ust. Zaenal menyampaikan pentingnya taqwa sebagai fondasi utama untuk mengelola hidup sehat. Ia mengingatkan bahwa rezeki dan solusi hidup akan datang dari arah yang tak terduga bagi mereka yang bertakwa, sebagaimana dalam Surah At-Talaq ayat 2-3. Kesehatan spiritual disebut menjadi kunci yang menguatkan fisik manusia, dan sedekah dalam kondisi lapang maupun sempit menjadi bentuk konkret keimanan.
Tak hanya secara ruhani, ceramah ini juga sarat dengan tips medis praktis. Ust. Zaenal mengingatkan bahaya duduk terlalu lama, yang disebutnya lebih berbahaya daripada merokok. Ia menyarankan bangun tidur secara perlahan untuk mencegah serangan jantung, serta memperkenalkan konsep “tiga hati”—yakni jantung dan dua otot betis—yang krusial untuk menjaga sirkulasi darah melawan gravitasi. Gerakan sederhana seperti calf raise dinilai sangat penting.
Dengan latar belakang sebagai dokter spesialis kedokteran olahraga dan jantung, Ust. Zaenal juga berbagi pengalaman studi di Innsbruck, Austria, menegaskan bahwa keilmuan sejati bukan terletak pada ijazah, melainkan manfaatnya. Ceramah ini ditutup dengan ajakan untuk menyiapkan diri menyambut kehidupan setelah kematian dengan hati yang salim, sebagaimana disebut dalam Surah Asy-Syu’ara ayat 88.
Ceramah yang sarat makna ini menjadi pengingat penting bahwa Islam tak hanya mengajarkan tentang salat dan puasa, tetapi juga menjaga jasmani sebagai bagian dari amanah Ilahi.



