Dalam khutbahnya, Ustadz Zaid menegaskan bahwa manusia sering salah dalam mencari kebahagiaan. Banyak yang mengira harta, kesenangan, dan pemenuhan nafsu akan membawa ketenangan. Namun kenyataannya, justru sering melahirkan kekecewaan dan penderitaan baru.
Beliau menyinggung realita negara maju seperti Swedia yang dikenal makmur dan serba cukup. “Meski seluruh kebutuhan hidup warganya dijamin negara, ironisnya angka stres, keresahan, bahkan bunuh diri di sana cukup tinggi. Itu bukti bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kebendaan,” jelasnya.
Khutbah juga menyinggung firman Allah dalam QS. At-Taubah ayat 55 yang mengingatkan agar manusia tidak terpedaya dengan harta dan anak-anak, karena bisa menjadi sebab kesengsaraan di dunia dan akhirat.
“Bahagia bukan karena banyaknya harta, tapi karena iman dan hati yang selalu bersyukur. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram,” tutup Ustadz Zaid dalam khutbahnya.
Suasana jamaah pun terlihat penuh renungan, banyak yang mengangguk tanda setuju, seolah meresapi pesan bahwa kebahagiaan sejati ada pada keimanan, bukan pada kebendaan.
