Yogyakarta — Masjid Walidah Dahlan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta kembali menyelenggarakan kegiatan Kuliah Dhuhur sebagai bagian dari penguatan spiritual bagi sivitas akademika dan jamaah sekitar. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 11 Desember 2025, bertepatan dengan waktu salat Dhuhur, dengan menghadirkan Ns. Adhi Fajar Putranto, S.Kep., M.N.Sc. sebagai pemateri.
Dalam pemaparannya, Ns. Adhi Fajar Putranto mengangkat tema Tawakal dan Ketenangan Jiwa yang relevan dengan kondisi kehidupan modern saat ini. Ia menyampaikan bahwa banyak manusia hidup dalam kegelisahan, kecemasan, dan tekanan akibat berbagai persoalan, mulai dari pekerjaan, pendidikan, kesehatan, hingga kekhawatiran akan masa depan. Islam, menurutnya, memberikan solusi yang menenangkan melalui sikap tawakal.
Tawakal dijelaskan sebagai sikap menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT setelah melakukan ikhtiar secara maksimal. Seorang mukmin yang bertawakal akan merasakan ketenangan hati karena meyakini bahwa seluruh ketentuan berada dalam pengaturan Allah SWT. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Ma’idah ayat 23 yang menegaskan bahwa hanya kepada Allah orang-orang beriman hendaknya bertawakal.
Namun demikian, tawakal tidak dimaknai sebagai sikap pasrah tanpa usaha. Ns. Adhi Fajar Putranto menegaskan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menggambarkan orang yang bertawakal seperti burung yang pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang. Burung tersebut tetap berusaha mencari makan, tetapi hatinya penuh keyakinan kepada Allah SWT.
Lebih lanjut, ia menyampaikan beberapa hikmah dari sikap tawakal, di antaranya menghadirkan ketenangan jiwa, menghindarkan diri dari rasa takut yang berlebihan, memperoleh cinta Allah SWT, serta menumbuhkan kekuatan dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan. Orang yang bertawakal tidak mudah putus asa karena meyakini bahwa setiap ujian merupakan bagian dari rencana Allah.
Teladan tawakal juga dicontohkan melalui kisah para nabi, seperti Nabi Ibrahim AS ketika dilemparkan ke dalam api dengan penuh keyakinan kepada pertolongan Allah SWT, serta Nabi Muhammad SAW saat hijrah ke Madinah yang tetap menyusun strategi namun menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada Allah. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap tawakal juga tercermin pada seorang tenaga kesehatan yang merawat pasien dengan sebaik mungkin, seraya menyadari bahwa kesembuhan adalah ketentuan Allah SWT.
Di akhir pemaparan, Ns. Adhi Fajar Putranto mengajak jamaah untuk mengamalkan tawakal dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya dengan membiasakan doa dan zikir, meluruskan niat ibadah dalam setiap aktivitas, menjaga salat tepat waktu, serta melatih diri untuk menerima hasil usaha dengan ikhlas dan penuh rasa syukur.
Melalui Kuliah Dhuhur ini, jamaah diharapkan mampu menjadikan tawakal sebagai landasan hidup, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT, sehingga ketenangan jiwa dapat dirasakan di tengah berbagai tantangan zaman.