Pada khutbah Jumat kali ini, Dr. Surwandono membahas fenomena agnostik yang semakin berkembang di kalangan generasi muda. Agnostik, yang berasal dari bahasa Yunani, berarti ketidaktahuan atau pengetahuan yang tidak didasarkan pada fakta yang jelas. Beliau menjelaskan bahwa tren ini semakin menguat, terutama di negara-negara dengan populasi Muslim, seperti Indonesia, Arab Saudi, dan Turki.
Survei yang dilakukan di berbagai negara menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang memilih untuk tidak berafiliasi dengan agama, termasuk di Indonesia yang mencapai 34%. Dr. Surwandono menegaskan bahwa sebagai umat Islam, kita perlu menghadapi fenomena ini dengan bijak, mengikuti contoh Rasulullah dalam menghadapi tantangan. Rasulullah mengajarkan untuk selalu memaafkan dan mengajak umat untuk berkolaborasi dalam kebaikan, meskipun banyak tantangan dan ujian yang datang.
Dr. Surwandono juga mengingatkan bahwa meskipun agama sering dianggap tidak produktif, kita harus terus berusaha memperlihatkan nilai-nilai Islam melalui tindakan nyata, bukan hanya kata-kata. Terlebih lagi, generasi muda perlu dirangkul dengan penuh kasih sayang, bukan dengan cara yang memarahi atau menjauhkan mereka.